Rabu, 21 Agustus 2013

DAMPAK KEBAKARAN HUTAN RIAU


Dampak kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau terhadap kesehatan warga makin mengkhawatirkan. Tercatat 19.862 kasus warga menderita Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) setelah dua pekan lebih Riau diselimuti kabut asap.

Jumlah itu diperkirakan masih terus bertambah, mengingat belum seluruh kabupaten/kota melaporkan data penderita penyakit ini.

Informasi tersebut disampaikan Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan Riau Zul Effendi. Ia menilai, lonjakan angka penderita ISPA karena kabut asap masih menyelimuti kabupaten/kota se-Riau.

‘’Angkanya belum final, tetapi beberapa hari yang lalu sudah mencapai 19 ribu warga. Angka ini diprediksi meningkat, bisa saja sampai 20 ribu,’’ kata Zul seperti yang dilansir Riau Pos (JPNN Group), Jumat (28/6).

Data 19.862 kasus itu merupakan hasil up date, Rabu (26/6). Penyakit yang menyerang alat pernafasan itu tidak hanya terjadi untuk kalangan dewasa. Dari 19.862 orang yang terserang ISPA, sebanyak 8.123 merupakan anak-anak yang berumur kurang dari empat tahun. Selebihnya, atau sekitar 11.739, merupakan penderita ISPA kalangan warga berumur lima tahun ke atas hingga dewasa.

Penderita terbanyak berada di Rohil yakni mencapai 2.290 orang, Bengkalis sekitar 1.670 orang, Rohul 1.232 orang, Dumai 1.167 orang, Pelalawan 1.136 orang dan Kepulauan Meranti 628 orang. ‘’Masih ada daerah yang belum melaporkan. Ini yang masih kita tunggu,’’ tambah Zul yang juga Kepala Bidang Pencegahan, Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P4L) Dinas Kesehatan Provinsi Riau itu.

(Team)


Tidak hanya itu, Zul menambahkan, selain ISPA, penyakit yang dapat ditimbulkan dari peningkatan intensitas asap tersebut adalah pneumonia (radang paru-paru) dan penyakit lainnya. Dari data yang dihimpun, diketahui pneumonia menyerang 381 orang, batuk pilek 582 orang, asma 379 orang, iritasi mata 204 orang dan iritasi kulit 111 orang. ‘’Mudah-mudahan angka tersebut dapat mengalami penurunan seiring langkah penanganan yang dilakukan. Kita akan terus melakukan pemantauan,’’ sambungnya.

Kabut asap yang melanda Riau masih terpapar di kabupaten/kota Riau. Namun untuk titik api, dilaporkan mengalami penurunan drastis. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan, hingga Kamis (27/6) pukul 18.00 WIB, jumlah hot spot yang terpantau satelit NOAA 18 masih tersisa sekitar 19 titik. Titik api itu tersebar di Kabupaten Pelalawan 6 titik, Bengkalis 2 titik, Inhil 2 titik, Kampar 2 titik, Rohil 2 titik, Siak 2 titik, Dumai 1 titik, Kepulauan Meranti 1 titik, dan Rohul 1 titik.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, jumlah titik panas ini memang naik dibanding Rabu (26/6), yang hanya 6 titik. Jumlah ini sudah jauh menurun dibanding data 23 Juni lalu yakni 154 titik, 24 Juni ada 265 titik dan 25 juni ada 54 titik. ‘’Bahkan pantauan dari satelit Terra/Aqua MODIS dari NASA titik api di Riau sudah tidak ada. Satelit NOAA memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi dalam mendeteksi titik panas karena memiliki resolusi 1 Km x 1 Km sedangkan satelit Terra/Aqua MODIS resolusinya 4 Km x 4 Km,’’ kata Sutopo dikonfirmasi di Jakarta malam tadi.

  
(Smbr jpnnmar/ri-JG)

Selasa, 20 Agustus 2013

MARI SELAMATKAN HUTAN DAN ORANG UTAN

Habitan orang utan sumatera (pongo abeli) terancam punah akibat maraknya perusakan hutan dan pembuatan lahan perkebunana kelapa sawit, juga perburuan dan perdagangan mereka tersebar dikawasan sumatera utara dan aceh.

Populasi orang utan sumatera sekarang tinggal 6000 ekor lagi,”kalau tidak segera diatasi kepunahan mereka tinggal menunggu waktu saja ,kata Azhar sekretaris Forum orang Utan aceh (Fora).
Habitat orang utang sumatera diaceh terdapat di Rawa Gambut Tripa, Rawa singkil,dan kawasan ekosistem Leuser.rawa gambut sekitar 62 Hektar ini adalah bagi orang utan ini,namun sebagian besar lahan tersebut sudah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan kelapa sawit.

Menurut Azhar sebanyak 261 ekor orang utan berhasil disita dari pemelihara ilegal,143 ekor diantaranya berasal dari aceh selebihnya dari tempat lain diluar aceh,ini menjadi bukti bahwa perburuan dan perdangangan mereka marak sekali, ujarnya.

Padahal kegiatan kegiatan itu melanggar undang undang No 5 tahun 1990 tentang perlindungan konservasi sumber daya alam, dan 143 orang yang disita tidak satu pun yang ditindak secara hukum,dan pembiaran itulah yang sangat disesalkan dan ini merupakan salah satu penyebab terjadinya perburuan dan perdagangan orang utan diwilayah sumatera.

Sementara data dari IUCN mengatakan bahwa selama 75 tahun terakhir populasi orangutan Sumatera mengalami penurunan sebanyak 80%. Saat ini, orangutan Sumatera sudah masuk dalam kategori terancam punah dalam Daftar Merah IUCN. Fakta ini, membuat upaya perlindungan terhadap orangutan tak hanya dilakukan di dalam negeri melalui berbagai program yang dilakukan oleh berbagai organisasi perlindungan alam. Namun juga berbagai organisasi melakukan hal serupa untuk melakukan upaya penyelamatan orangutan lewat berbagai cara kreatif.

Mari kita jaga keseimbangan alam dan selamatkan Hutan dan Orang Utan.

(Ganu-Tim).

Senin, 19 Agustus 2013

KEMENHUT SIAPKAN DANA 3 TRILYUN UNTUK HUTAN MASYARAKAT


Tahun ini Kementerian Kehutanan (Kemenhut) telah menyiapkan anggaran sebesar Rp3 triliun dari APBN yang akan digulirkan untuk pengelolaan hutan oleh masyarakat.

Menurut Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifli Hasan, dana sebesar akan dipinjamkan kepada masyarakat dengan waktu jangka panjang dan bunga rendah. ‘’Warga yang punya lahan mendapat pinjaman Rp20,5 juta per hentare (ha) dengan masa pengembalian 10 tahun serta bunga 5,7%,’’ ujar Zulkifli, di Palembang, Sabtu (2-3).

Dengan adanya program itu, tambah Menteri, masyarakat bisa mengembangkan tanaman-tanaman seperti sengon, jati, damar, buah, karet dan sebagainya untuk jangka panjang. ‘’Program tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat . Bayangkan, warga yang punya lahan 2 ha saja, saya yakin bisa menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi,’’ papar Menteri.

Selain itu, kata Zulkifli, Kemenhut juga menyediakan bantuan bibit senilai Rp50 juta untuk tiap desa di seluruh Indonesia. Dia menjelaskan, sejak tiga tahun terakhir Kemenhut telah mengkoreksi kebijakan yang dulunya lebih mendukung pada perusahaan-perusahaan kehutanan , sekarang lebih memperioritaskan kepentingan masyarakat.

Ditegaskan Zulkifli, saat ini Kemenhut tidak mengizinkan adanya penebangan pohon lagi, serta tidak mengeluarkan izin baru lagi bagi perusahaan HPH. ‘’Sekarang kita lebih fokus kepada proper (rakyat) apakah itu hutan tanam rakyat, hutan kemasyarakatan, dan hutan desa. Bahkan masyarakat adat boleh mengelola lahan yang disediakan pemerintah,’’ papar Menteri lagi.

Dia mengungkapkan, sebetulnya Indonesia terlalu banyak diberi kenikmatan oleh Allah SWT. Lihat saja, di Tanah Air cukup lima tahun menanam maka sudah bisa panen, bandingkan dengan negara lain seperi Jepang dan di Eropa untuk panen harus memerlukan waktu 100 tahun sejak menanam.

Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sumatra Selatan (Sumsel), Sigit Wibowo mengatakan, program-program Kemenhut terus disosialisasikan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat perlunya menanam pohon. ‘’Hal positif lainnya yakni dapat mengurangi dan mengantisipasi konflik lahan antara perusahaan dan masyarakat,’’ tambahnya.


(Smbr - Tim )

Minggu, 18 Agustus 2013

1000 Bibit Pohon Hijaukan Desa Wisata Garongan

Kamis 14 Februari 2013 Himpunan Mahasiswa Teknik Perminyakan UPN ”Veteran”, mengadakan acara penanaman 1000 pohon dalam rangka kegiatan oil and gas intellectual parade (OGIP) tahun 2013. Acara penanaman pohon ini dilakukan di area bumi perkemahan desa wisata Garongan kecamatan Turi. Kegiatan OGIP 2013 ini adalah kegiatan periodik yang dilaksanakan setahun sekali, OGIP telah dimulai pada tahun 2011. Pada penyelenggaraan kali ini diikuti oleh 3 negara, yaitu Indonesia, Malaysia, dan Filipina. Pada bulan Desember yang lalu sudah dilaksanakan penanaman pohon sebanyak 700 bibit pohon, sehingga pada hari ini dilaksanakan penanaman 300 bibit pohon di desa Garongan Kecamatan Turi dan juga dilakukan penebaran benih ikan di sungai Sempor. Dalam sambutannya Rektor UPN Veteran Yogyakarta yang diwakili oleh Wakil Rektor III Dr. Ir. Mohammad Nurcholis, M.Agr. , menyatakan dengan kegiatan ini diharapkan mahasiswa lebih mengenal tentang kabupaten sleman, baik mahasiswa yang berasal dari Indonesia maupun yang berasal dari luar negeri. Karena Kabuaten Sleman ini memiliki Gunung Merapi yang amat terkenal dan juga memiliki potensi agrowisata salak yang sudah termahsyur hingga manca negara.

Dalam sambutannya Bupati Sleman, Drs. H. Sri Purnomo, M.Si menyambut baik diadakannya kegiatan ini, karena akibat erupsi merapi di akhir tahun 2010 yang lalu, telah menyebabkan hutan rakyat seluas 840 ha dan sekitar 1000 Ha lebih lahan TNGM mengalami kerusakan. Dari total luas lahan hutan tersebut, saat ini baru sekitar 300 ha yang telah ditanami kembali. Selain itu, di wilayah Kabupaten Sleman ini juga terdapat 1000 ha lebih lahan kritis dan sangat kritis sedangkan 57.000 ha lebih adalah lahan yang berpotensi kritis. Oleh karena itu kegiatan gerakan menanam pohon juga senantiasa kami lakukan dan galakkan, khususnya di lokasi lahan kritis. Sebagai upaya untuk menghijaukan kembali Lereng Merapi kami telah berupaya untuk menanam kembali. Kami bersyukur bahwa upaya tersebut mendapat dukungan dari berbagai pihak, baik masyarakat setempat maupun para donator. Kepada masyarakat yang membantu kami selalu meminta agar tidak hanya memberikan bantuan bibit dan penanamannya tetapi juga bertanggungjawab dalam pemeliharaannya. Dengan demikian upaya penghijauan dan pelestarian hutan yang telah kita lakukan benar-benar berhasil tumbuh dan berkembang. Pemkab Sleman senantiasa menggalakkan gerakan penghijauan baik di lereng Merapi maupun di pekarangan rumah untuk mengurangi dampak pemanasan global, meningkatkan penyerapan gas polutan yang berbahaya bagi manusia, mencegah banjir dan tanah longsor. Terlebih lagi di Kabupaten

Sleman juga masih terdapat lahan kritis seluas 1.528, 25 hektar diantaranya yaitu di Prambanan seluas 141,2 hektar dan di Cangkringan seluas 973,10 hektar. Pemkab Sleman juga senantiasa memberikan motivasi dan fasilitasi kepada masyarakat baik melalui sosialisasi pengelolaan lingkungan maupun pemberian bantuan stimulan. Bantuan stimulan yang telah diberikan antara lain memberikan bantuan alat bor biopori, bantuan SPAH, bantuan bibit tanaman untuk penghijauan, IPAL Komunal, biogas, sarana prasarana pengelolaan sampah, serta bantuan energi surya. Berbagai bantuan stimulan yang diberikan kepada masyarakat ini selain berasal dari APBD Kabupaten juga berasal dari APBD Propinsi, APBN, serta program CSR dari BUMN. Bupati Sleman berharap agar kegiatan penghijauan ini terus berlanjut dan bisa dilaksanakan oleh semua pihak karena dengan kegiatan penghijauan ini daerah-daerah mata air dan resapan air dapat terjaga dengan baik.


(Sumber Pemkab Sleman)

Sabtu, 17 Agustus 2013

Lestarikan Lingkungan dengan Menanam Mangrove


Menyambut Hari Bumi yang diperingati setiap tanggal 22 April, Puteri Indonesia Lingkungan 2009, Zukhriatul Hafizah, turut serta dalam kegiatan penanaman mangrove di kawasan Hutan Angke Kapuk, DKI Jakarta pada hari Selasa (20/4) lalu. Kegiatan tersebut merupakan rangkaian dari kegiatan United Tractors for NatuRe and Enviroment Sustainability (UTREES) yang diselenggarakan United Tractors bekerjasama dengan Yayasan Puteri Indonesia dan Yayasan Mangrove Indonesia.

Selain Puteri Indonesia Lingkunggan 2009, aktivitas penanaman bakau tersebut dihadiri juga oleh Dirjen Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Indriastuti, Perwakilan Kementerian Lingkungan Hidup Cisman Sitorus, Ketua Yayasan Lembaga Pengkajian dan Pengembangan Mangrove Indonesia Candra Syah, dan Presdir United Tractors Djoko Pranoto.

Sebagai Puteri Indonesia Lingkungan, Fizah merasa senang dengan diselenggarakannya kegiatan ini dan semoga dapat dijadikan inspirasi bagi semua pihak. Fizah pun menyampaikan pentingnya tanaman mangrove bagi lingkungan. Kepada para peserta kegiatan, Fizah mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangatlah tepat dimana saat ini Bumi sedang merasa sakit akibat ulah manusia. Pemanasan global merupakan salah satu bukti nyata yang sedang kita hadapi saat ini. Kegiatan pelestarian lingkungan seperti menanam mangrove dapat dijadikan sebagai salah satu bentuk kegiatan positif untuk mencegah kerusakan lingkungan bertambah parah, apalagi mengingat pentingnya tanaman mangrove bagi lingkungan dan ekosistem disekitarnya.

Tanaman mangrove memiliki banyak sekali manfaat seperti penahan abrasi pantai, penahan intrusi (peresapan) air laut, dan menurunkan kandungan gas karbon dioksida (CO2) di udara, dan bahan-bahan pencemar di perairan rawa pantai. Selain itu mangrove pun memainkan peranan penting dalam menjinakkan banjir pasang musiman (saat air laut pasang, pada musim hujan) dan sebagai pelindung wilayah pesisir. Melihat pentingnya tanaman mangrove, Fizah pun mengajak masyarakat untuk terus menanam dan melestarikan tanaman mangrove.


(Sumber Zukhriatul Hafizah - JG)

Popular Posts